Kenangan Bersama Sang Budayawan

Tak terasa sudah sekitar 8 Tahun lebih saat aku pertama kali langsung bertatap muka dengan beliau, seorang tokoh budayawan jawa asal Semarang. Tokoh yang sangat produktif dalam menulis, terutama menulis buku tentang kebudayaan jawa, penyair sekaligus budayawan yang kondang, bukan hanya di Semarang, ataupun di Jawa Tengah tetapi juga telah dikenal di seluruh nusantara.


Yaa, dia adalah Darmanto Jatman, seorang tokoh yang disegani dikalangan budayawan negeri ini. Bagi saya pribadi tokoh yang satu ini memang sangat bersahaja dan sangat sederhana serta apa adanya. Hal yang membuat saya kagum adalah beliau seorang tokoh besar, namun tidak sombong dan  mau bergaul dengan siapa saja, termasuk saya yang pada waktu itu masih menjadi mahasiswa.
Darmanto Jatman

Saat itu aku yang menjadi mahasiswa dan  kebetulan ikut organisasi kampus, tepatnya LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) Edukasi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang diberi amanah untuk mencari nara sumber untuk diwawancarai. Temen akhirnya mengajak untuk bertemu dengan Darmanto Jatman di rumah beliau daerah Sampangan Semarang. Sebelumnya dengan janjian dulu akhirnya kita bisa bertemu dengan beliau, sesampai di rumahnya yang bernuansa Jawa-China kita disambut dengan ramah oleh tuan rumah, di suguhi makanan kecil dan minuman.

Sambil mengutarakan maksud kami untuk wawancara, akhirnya terjadi diskusi panjang dengan tema pendidikan di Indonesia. Diliputi suasana santai, diskusi mengalir seperti ngobrol dengan teman sendiri, bedanya  pengetahuan belaiau lebih banyak sehingga kami hanya banyak mendegarkan dengan sesekali bertanya dan berdebat..hehehehe (sok pinter gitu)..Namun yang pasti, perbincangan kami sangat asyik karena diselingi berbagai humor.

Satu yang saya pahami bahwa beliau menang sangat menguasai kebudaayan jawa, sehingga tak salah ketika beliau berbicara panjang lebar tentang budaya jawa sangat fasih dengan berbagai literatur. Selain itu berbegai pengetahuan lain jyga dikauasai dengan baik oleh beliau. Sehingga sangat wajar bila Guru Besar Emeritus pada Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang ini sangat dihormati oleh masyarakat.

Pada akhir perbincangan, sebelum pamitan tak lupa beliau memberikan oleh-oleh berupa Buku baru beliau yang belum dicetak secara resmi diberikan kepada kami, masing-masing satu. Buku berjudul "Psikologi terbuka" tersebut saya terima dengan suka cita. Isinya juga snagat bagus sekali, yaitu memadukan berbagai pengetahuan jawa dengan pengetahuan modern.

Segala kenangan tersebut saat ini, seakan kembali lagi saat setiap pagi ketika saya berangkat untuk mengajar di daerah Ungaran Kabuaten Semarang yang kebetulan melewati depan rumah beliau saya lihat beliau diatas korsi roda setiap pagi berjemur dan membaca koran Suara Merdeka. berita yang saya terima adalah beliau mengalami sakit stroke dalam beberapa tahun terakhir, dan saat ini kondisinya bisa dikatakan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Harapan dan doa saya semuga beliau segera diberi kesembuhan dan bisa beraktifitas sebagaimana biasanya, terutama produktif kembali dalam menulis buku, puisi dan berbagai artikel lainnya. karen jujur saya salah satu pengagum tulisan-tulisan beliau.

Post a Comment