Membangkitkan Spirit Gerakan Mahasiswa



“Jangan sekali-kali melupakan sejarah” itulah nasehat berharga dari Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno. Pesan tersebut mengandung makna bahwa sejarah bukanlah momen yang harus diperingati sebatas seremonial belaka, melainkan harus dijadikan sebagai spirit untuk membuat sejarah baru. Begitu juga peringatan hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober harus dijadikan sebagai sebuah pelajaran dan juga inspirasi bagi generasi muda khususnya mahasiswa saat ini untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa ini.


Ada pelajaran penting yang bisa diambil dari momen Sumpah Pemuda. Salah satunya adalah bahwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan sebuah titik balik dari gerakan pemuda yang pada awalnya tercerai-berai menjadi satu. Sumpah pemuda juga menjadi tonggak sejarah lahirnya revolusi kemerdekaan Indonesia. Gerakan pemuda yang semulanya terkotak-kotak menjelma menjadi sebuah gerakan yang kolektif dan efektif dalam membangkitkan rasa nasionalisme. Sumpah pemuda juga menjadi tonggak awal bersatunya pemuda-pemudi Indonesia dalam merebut kemerdekaan bangsa.
Gerakan Mahasiswa :Gambar disini

Lalu bagaimana gerakan generasi muda yang dipelopori oleh mahasiswa? Jawabnya adalah saat ini gerakan mahasiswa sedang mati suri. Realita itu tampak dengan semakin minimnya kontribusi gerakan mahasiswa terhadap berbagai perubahan yang diinginkan oleh rakyat. Bahkan citra mahasiswa mahasiswa akhir-akhir ini cenderung terpuruk karena seringnya mereka terlibat tawuran antar mahasiswa sendiri.

Padahal disisi lain, gerakan mahasiswa masih dianggap sebagai pelopor dan penggerak dalam membela kepentingan rakyat. Hal itu disebabkan karena gerakan mahasiswa telah mengawal banyak perubahan sosial yang terjadi sepanjang sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Sebagaimana kita kethaui, gerakan mahasiswa merupakan garda terdepan dalam menumbangkan rezim otoriter yang pernah berkuasa di negeri ini, yaitu menumbangkan rezim orde lama pimpinan Soekarno (1966) dan orde baru pimpinan Soeharto (1998). Hal itu menunjukkan bahwa sesungguhnya gerakan mahasiswa memiliki kekuatan yang luar biasa. 

Namun, peranan penting mahasiswa sebagai agent of social change (agen perubahan sosial) tersebut sudah jarang terlihat akhir-akhir ini. Yang terlihat saat ini justru sebaliknya, mahasiswa cenderung sering melakukan tindakan yang tidak mencerminkan seorang akademis yaitu sering melakukan demonstrasi anarkis dan juga sering melakukan tawuran dengan sesame mahasiswa.
Berbagai organisasi gerakan mahasiswa baik intra dan ekstra kampus juga mengalami hal serupa. Organisasi kemahasiswaan saat ini lebih banyak dijadikan sebagai simbol formalitas eksistensi mahasiswa, namun nihil aksi dan gerakan. Mahasiswa saat ini cenderung apatis terhadap dunia gerakan dan lebih memilih fokus pada kuliah serta mengejar prestasi akademik. Jika pun ada mahasiswa yang masih aktif berorganisasi orientasinya bukan murni berjuang demi kepentingan rakyat melainkan hanya sebatas mencari nama baik.

Kelemahan

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab melemahnya gerakan mahasiswa. Pertama, lunturnya ideologi gerakan. Saat ini gerakan mahasiswa telah kehilangan ideologi sehingga stigma mahasiswa yang terjun di berbagai organisasi kampus baik intra maupun eksra sudah mengalami titik kejenuhan dan kebosanan. Hal itu mengakibatkan lunturnya rasa sensitivisme serta responsbility aktivis mahasiswa terhadap perubahan sosial, dampaknya adalah gerakan mahasiswa mengalami disorientasi . 

Kedua, gerakan mahasiswa sudah tidak dianggap sebagai kekuatan besar dalam mengawal perubahan. Hal tersebut bisa kita lihat dari berbagai gerakan mahasiswa lewat berbagai aksi demonstrasi yang jarang menghasilkan perubahan yang signifikan. Suara mahasiswa sebagai manifestasi suara rakyat sudah tidak mempan dalam melakukan kritik serta kontrol terhadap kinerja pemerintah. Hal itulah yang pada akhirnya menjadikan gerakan mahasiswa menjadi semakin tumpul.

Ketiga, sudah tidak ada lagi kebanggaan menjadi seorang aktivis. Gerakan mahasiswa selalu identik dengan para aktivis kampus, namun saat ini menjadi seorang aktivis kampus bukanlah menjadi pilihan utama mahasiswa karena dianggap sebagai batu sandungan dalam meraih prestasi akademik. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika saat ini jumlah aktivis kampus semakin sedikit.

Keempat, adanya tindakan represif dari pemerintah. Sebagai langkah preventif untuk menangkal setiap gerakan mahasiswa, saat ini pemerintah lebih memilih tindakan yang represif. Tak jarang kekerasan fisik dilakukan aparat pemerintah untuk mencegah aksi dan gerakan mahasiswa. Sehingga tidak mengherankan jika gerakan mahasiswa menjadi melemah karena adanya rasa takut akan eksistensi dan keselamatan jiwa para aktivis. 

Kelima, minimnya dukungan dari masyarakat. Gerakan mahasiswa yang sering berakhir dengan kericuhan, serta seringnya mahasiswa melakukan pengrusakan terhadap berbagai fasilitas umum saat melakukan aksi-aksi demonstrasi menjadikan citra mahasiswa menjadi menurun di mata masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan kepercayaan dan dukungan masyarakat terhadap gerakan mahasiswa semakin memudar. Keenam, adanya politik kepentingan mahasiswa. Saat ini orientasi mahasiswa dalam melakukan gerakan bukan lagi murni berjuang demi kepentingan rakyat melainkan lebih dikarenakan adanya politik kepentingan. Hal itulah yang menjadikan pola pikir mahasiswa menjadi pragmatis, dan hanya memikirkan soal untung-rugi. 

Revitalisasi Gerakan

Gerakan mahasiswa saat ini mesti ditafsirkan ulang secara lebih aktual dan kontekstual sesuai dengan perkembangan sosio-kultural kehidupan masyarakat Indonesia. Kontekstualisasi gerakan mahasiswa sangat penting dilakukan sebagai konsekuensi logis terhadap perkembangan zaman yang menuntut perubahan dalam berbagai aspek, baik aspek sosial, ekonomi maupun politik. Dalam hal inilah mahasiswa harus memiliki kepekaan terhadap dinamika perubahan kehidupan social bangsa ini.
Aksi Mahasiswa : Disini

Oleh sebab itulah revitalisasi gerakan mahasiswa harus dilakukan, karena hal itu menjadi salah satu kunci keberhasilan untuk melakukan perubahan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka tindakan yang harus diambil oleh mahasiswa adalah membangun kesadaran bahwa perubahan tidak bisa dilakukan hanya dengan mengkritisi berbagai kebijakan publik dan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah. Akan tetapi perubahan dapat dilakukan dengan cara menciptakan konseptualisasi-konseptualisasi teoritis baru guna menyelesaikan berbagai persoalan sosial yang sedang dihadapi masyarakat. 

Selain itu, visi dan misi gerakan mahasiswa harus diarahkan dan fokus pada fragmentasi proses perubahan sosial, politik dan ekonomi yang lebih berpihak pada kepentingan rakyat. Termasuk yang paling penting saat ini adalah gerakan untuk melawan prilaku korupsi masyarakat Indonesia. Gerakan mahasiswa juga harus menitikberatkan pada proses pemberdayaan dan pengembangan masyarakat (community development), baik dalam kerangka berpikir maupun praksisnya.

Momentum peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober yang lalu harus dijadikan spirit dan refleksi bagi mahasiswa dalam melakukan setiap gerakan. Apapun bentuk gerakannya, kebenaran dan kepentingan rakyat harus menjadi landasan dasar perjuangan mahasiswa. Gerakan mahasiswa juga harus kembali kepada khittahnya yaitu sebagai gerakan moral bukan gerakan politik kekuasaan.

Post a Comment