Rahasia Kunci Jawaban Tes

Sejak mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Ungaran Kabupaten Semarang sejak tahun 2008 sampai sekarang berbagai pengalaman menarik, unik dan menyenangkan telah aku rasakan. Meskipun dibalik itu juga banyak juga kisah sedih, pilu, dan kecewa. Namun itulah salah satu lika-liku dan dinamika menjadi seorang guru  SLB yang masih berstatus wiyata bakti.


Menyenangkan memang kalau dibuat senang mengajar di SLB, selain tiap hari bisa ketawa dengan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus serta memiliki keunikan sendiri-sendiri. Meskipun kadang susah juga menghadapi anak-anak yang kelewat bandel, ataupun menghadapi anak-anak yang memiliki ketunaan wicara (bisu), akan tetapi semua itu akan menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan bila dilakukan dengan rasa suka cita.

Selain itu, mengajar di SLB memang tidak terlalu terbebani dengan target anak harus pintar menguasai materi pelajaran, karena hal itu tidak mungkin seperti anak normal pada umumnya. Yang lebih ditekankan adalah anak bisa mandiri dan bisa menjalankan aktifitas keseharian dengan baik, semisal berpakain sendiri, makan sendiri, dll. Khusus dalam hal pendidikan agama Islam, targetnya adalah anak-anak bisa menjalankan ibadah sholat fardhu dengan rutin dan benar, bisa hafap doa harian dan berakhlukul karimah.

Makanya dalam materi pelajaran pendidikan agama Islam yang aku ampu biasanya materinya harus sering di ulang dan kebanayakn aku pilihkan materi yang berkaiatan dengan keseharian ibadah mahdoh, semisal materi tentang wudhu, sholat, doa harian, dan akhlak. Agar diketahui anak-anak bisa menerima materi PAI yang kuajarkan selain praktek, maka ketika tes berlangsung juga menjadi bahan evaluasi bagiku seberapa jauh mereka bisa menerima materi yang kuajarkan.

Khusus dalam tes, aku memiliki metode dalam menyusun soal dan kunci jawaban. Soal yang kubuat sanagat sederhana dengan bahasa yang   mudah dipahami serta banyak gambar sebagai penunjuk. Sedangkan dalam hal kunci jawaban, dulu aku pernah mengacaknya kunci jawaban yang benar, ternyata membuat siswa kesulitan. Akhirnya kunci jawabannya kubuat lebih mudah, yaitu kuncinya semisal nomor 1 a, nomor 2 b, nomor 3 c, dan begitu seterusnya.

Setelah metode tersebut mulai dipahami siswa, maka kuganti dnegan metode lain yaitu aku buat jawaban mulai dari soal no 1-5 jawabannya (a) semua, soal 6-10 jawabannya (b) semua, dan seterusnya. Setelah berjalan beberapa semester dan siswa sudah mulai tahu metode yang kugunakan, maka metode ku ubah dengan sebaliknya. Karena pilihan gandanya cuma sampai (c) saja, maka kumulai dari soal 1-5 jawabannya (c) semua, dan 5 soal selanjutnya jawabannya gantian b semua, dan 5 soal selanjutnya jawabannya a.

Karena sudah berjalan sekitar 2 tahun, dan siswaku sudah mulai memahami cara menjawab soal yang kuberikan, maka tidak mengehrankan jika minggu ini ketika aku menunggu murid kelas 1 dan 2 SMALB sedang menegrjakan UTS semester II ini, mereka bilang "Pak aku sudah tahu lho cara jawabnya, gampang banget" wong caranya pak guru wis kuno" mendengar hal itu aku hanya terseyum saja, toh selama ini masih banyak juga yang jawabannya salah meskipun cara jawabnya sudah kuberitahu dan soalnya hanya ku lukir (acak saja) tetapi mereka masih banyak yang bingung hehehhe.

Post a Comment