Salah Kostum

Hari ini sungguh malu rasanya, sudah bangun agak siang sampai di sekolah ternyata salah kostum, aduh-aduh jadi salting deh, tapi namanya lupa ya gimana lagi. Karena kecapekan perjalanan dari Pekalongan sampai kota Semarang baru sekitar jam 17.30 tiba di Semarang, sehabis magrib langsung kerja sampai jam 11 malam, maka yang terasa adalah capek yang sangat luar biasa.


Sebenarnya masih pingin di Pekalongan main sama anak tercinta Noofa, tapi bagaimana lagi Senin 22 April ini jenjang SMP sedang melaksanakan Ujian Nasional (UN), dan kebetulan hari Senin ini aku bertugas jadi pengawas, maka mau tidak mau aku harus berangkat demi menunaikan tugas tersebut. Pagi sekitar pukul 06.00 WIB baru terbangun karena setelah subuhan tidur lagi, dikarenakan badan terasa capek dan malas. Setelah mandi dan siap-siap sekitar pukul 06.15 baru berangkat ke sekolah. 
gambar

Di tengah jalan yaitu di daerah Gunungpati ku melihat beberapa anak sekolah SD yang sedang memakai pakaian Jawa, aku berpikir mungkin sekolahnya baru bisa memperingati Hari Kartini, karena kebetulan tanggal 21 April tahun ini jatuh pada hari Minggu (libur), jadi mungkin bagi sekolah-sekolah baru bisa memperingatinya Senin ini. Setelah melihat anak-anak yang berpakaian adat itu tiba-tiba aku teringat akan pengumuman yang diberikan kepala Sekolah dimana beliau pada hari Sabtu yang lalu mengatakan bahwa hari Senin diharapkan para guru dan karyawan menggunakan pakaian Batik panjang dan berpeci bagi yang laki-laki, dan pakaian kebaya bagi yang perempuan.

Dalam hati aku langsung bilang, waduh kacau nih salah kostum dunk aku karena memakai pakaian dinas seperti biasanya yaitu pakaian Keki. Tapi apa boleh buat aku terus saja, jika kembali ke rumah butuh 1 jam perjalanan, maka jika pulang harus butuh waktu 2 jam bolak-balik, kupikir bisa tidak jadi pengawas ujian nih, malah bisa dimarahin banyak teman guru. Akhirnya must go on aja, Sampai di sekolahan benar saja, teman-teman sudah menggunakan batik, sedangkan aku pakai keki sendiri, malah ada teman guru langsung kasih candaan, hayooo kenapa gak makai batik pak...???, aku bilang lupa bu lupa sama sekali kalau hari ini harus pakai pakain batik heheheh.

Yaa, meskipun saat apel juga mendapat sindiran secara halus karena tidak memakai batik dan peci, akan tetapi hal tersebut juga dimaklumi karena kealpaanku. Tapi bagaimanapun juga mempoeringati Hari Kartini bagiku tidak sebatas harus memakai pakain batik, yang terpenting adalah bisa mengaktualisasikan diri sebagaimana cita-cita Kartini yaitu membuat anak Indonesia khususnya anak-anak perempuan mampu mengeyam pendidikan yang layak.

 

Post a Comment