Bekal Sekolah

Siapa bilang bekal sekolah hanya dibawa oleh para siswa saja, karena bekal sekolah juga bisa dibawa oleh bapak/ibu guru. Begitu juga dengan saya, mulai tahun ajaran baru 2015-2016 ini saya mulai membiasakan diri membawa bekal ke sekolah. Bekal tersebut bukan bekal ilmu maupun bekal rencana pembelajaran karena hal tersebut otomatis harus dibawa terus, tetapi bekal yang saya maksud di sini adalah bekal berupa makanan maupun snack.

Kenapa saya harus membawa bekal sekolah, padahal sejak sekolah dulu saya tidak pernah membawa bekal paling-paling di aksih uang saku sama orang tua untuk jajan kalau kepingin. Tapi seringnya saya tidak dikasih uang saku karena memang saya yang tidak mau mending uang saku ditabung buat keperluan sekolah yang lebih penting lagi. Saya membawa bekal juga karena mulai semester ini saya sekolah dimana saya mengajar mulai menerapkan program sekolah lima (5) hari yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Salah satu konsekuensi dari program sekolah lima hari adalah, jam sekolah diperpanjang sehingga pulangnya jadi sore. Meskipun saya mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Ungaran akan tetapi penerapan penambahan jam belajar juga berlaku bagi SLB bukan hanya untuk sekolah reguler pada umumnya sehingga jam kerja yang biasanya dimulai pukul 07.00 WIB-12.00 WIB sekarang berubah menjadi mulai jam 07.00-15.00 WIB. Sehingga mau tidak mau membawa bekal sekolah menjadi pilihan utama untuk mengisi perut yang lapar pada jam makan siang kecuali pada hari Senin dan Kamis yang memang saya biasakan untuk puasa sunnah.
 
Bekal Sekolah Saya Hari Ini
Bekal sekolah yang saya bawa biasanya sederhana, yaitu satu tepak tempat nasi saya penuhi untuk dua kali makan yaitu separo untuk sarapan dan sisanya untuk makan siang ketika istirahat ketiga. Untuk lauknya biasaya dengan sambal goreng buatan sendiri, atau oseng buatan sendiri. Kalau lagi malas memasak lauknya biasanya beli di warung makan di pinggir jalan saat berangkat mengajar. Intinya sebisa mungkin saya membawa bekal nasi sama lauknya bisa beli sehingga di sekolah waktu jam istirahat bisa makan mengisi perut yang lapar. Maklum kadang kalau logika tanpa logistik jadi agak lemot hehehehe.

Selain itu bagi saya membawa bekal sendiri akan menghemat pengeluaran, jika biasanya jika tidak membawa bekal dari rumah saya bisa menghabiskan uang rata-rata Rp. 10.000 untuk sekali sarapan, maka dengan cuma mengeluarkan uang Rp. 5000 untuk beli lauk pauk jika tidak membawa sendiri dari rumah saya bisa sarapan sekaligus bisa makan siang. Jadi dengan program sekolah lima hari dengan pulangnya sampai sore saya tidak takut kelaparan karena sudah membawa bekal sendiri. Paling penting adalah saya harus mandiri rajin masak nasi menjelang subuh sehingga sebelum berangkat nasi sudah matang bisa untuk bekal, sedangkan lauknya kalau lagi malas bisa beli secukupnya di warung makan. 

Bagaimana dengan kamu, apa bekal yang kamu bawa saat bekerja?

3 komentar

Alhamdulillah bisa lebih hemat ya pak, udah mulai berlaku pak sekolah lima hari?

Reply

iya mas, sudah berlaku sekolah lima hari di tempat saya...

Reply

Post a Comment