Ketika Kuliah Sistem Ngebut

Memang yang namanya kepepet atau dalam keadaan darurat segala sesuatu bisa dilakukan, tentunya dengan cara mengkondisikan dengan keadaan yang ada. Sehingga tidak salah jika, jika kondisi darurat seringkali memaksa seseorang untuk melakukan berbagai cara agar apa yang menjadi tanggungjawab atau kewajibannya bisa terselesaikan. Hal itupun bisa terjadi dalam dunia akademik, sekelas perkuliahan program pascasarjana.


Menjelang berakhirnya masa studi untuk semester pertama pada tahun ajaran 2013/2014, memang perkualiahan saya sering ada jam kosong. Hal tersebut tentu saja memberikan dampak kepada semakin molornya masa kuliah. Tugas makalah dan presentasi yang seharusnya sesuai dengan silbus mata kuliah mau tidak mau akhirnya terus berjalan mundur, wal hasil menjelang akhir pertemuan banyak sekali dosen yang kekurangan jam mengajar.

Dalam keadaan iitulah, akhirnya kesepakatan-kesepakatan pun dimuat antara mahasiswa dan dosen, artinya mencari win-win solution dimana dosen bisa menyelesaikan tugasnya dan mahasiswa juga mendapatkan hak-haknya. Ya akhirnya, kuliah dipadatkan, presentasi majunya langsung dua kelompok lah, atau dalam satu hari kuliah dua kali. Semua dilaksanakan agar perkualiahan memenuhi target dan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan pihak kampus.

Memang harus diakui, bahwa kuliah sistem ngebut ada enaknya juga ada tidak enaknya, enaknya kuliah menjadi cepat dan tidak enaknya kita kurang dalam mendapatkan ilmu karena kesempatan untuk mendalami materi menjadi kurang. Selain itu proses diskusi yang menjadi ruh dari perkualiahan juga menjadi agak kering, sehingga dalam membahas materi perkuliahan menjadi kurang  josss....


Tapi apapun itu, yang namanya juga mahasiswa tetap harus mengikuti semua aturan yang ada di dalam kampus. Semoga apapun proses yang saat ini sedang saya lakukan akan senantiasa mendapatkan ridho dari Allah swt.

Post a Comment