Ke Stasiun Dihadang Banjir

Semarang hari ini seperti biasa, diguyur hujan. Hujan mulai bakda Duhur, untung saja pada saat hujan sudah sampai kontrakan, padahal saat itu benar-benar sudah merasa khawatir takut kehujanan, tidak bisa sampai kontrakan, padahal dirumah si Kecil Noofa sedang rewel, meskipun ada simbah putri dan simbah kakungnya tapi tetap aja rewel. Padahal aku hanya mengantar istri ke kampus sekitar satu jam perjalanan berangkat dan pulang. tapi yang namanya anak kecil, bila ditinggal ibunya ya rewel..


Hujanpun benar-benar turun deras saat aku dan istri mulai memasuki rumah, alhamdulilah kuucap syukur karena gak kehujanan deh..sampai dirumah ketemu lagi sama si kecil Noofa, setelah cuci tangan dan kaki akhirnya berain-main dengan Noofa sebentar, karena pada jam tiga sore harus kembali bekerja. Setelah waktu menunjukkan pukul 14:50 WIB aku bersiap-siap berangkat ketempat kerja, pada waktu akan menghidupkan motor ada telpon berdring setelah kuangkat karena number baru, ternyata teman dari Pati, Gus Dur, setelah berbincang-bincang selama lima menit, intinya dia minta tolong untuk dipesankan tiket ke Jakarta untuk 3 orang untuk besok pagi. Aku janji untuk membelikannya habis magrib.
Banjir di Semarang

Setelah magrib, akupun berangkat menuju stasiun Tawang dekatnya pasar Johar Semarang, sebelum berangkat aku punya felling bahwa kawasan Johar apsti banjir karena habis hujan lama. Maskipun kutahu sana selallau langganan banjir kalau musim hujan dan selalu terkena ROB ketika kemarau. Namun aku positif thingking bahwa daerah sana sudah ditata mungkin saja tidak banjir lagi.

Akhirnya kuberangkat, sampai Kalibanteng kemacetan panjang tak bisa kuhindari, maklum lagi ada proyek pembangunan flyover Kalibanteng. jalur yang aku ambil adalah Jalan Imam Bonjol lewat stasiun Poncol Belakang Supermarket Sri Ratu Pemuda. ternyata dugaanku meleset tak kira gak banjir ternyata Jalannya kayak sungai, arusnya deras..karena banyak mobil dna motor yang lewat aku ikut saja, meskipun banjir rasanya kayak naik motor disungai hehehhehe

Setelah sampai Stasiun Tawang aku bertanya-tanya pada petugas, ternyata harus mengisi data pemesanan, ada nama dan nomor KTP. Kacau aku tidak punya nomer KTP temen-temen, akhirnya ku kontak satu-satu hingga pulsa habis baru pada bisa kirim nama lengkap dan nomor KTP. Setelah satu jam di Tawang akhirnya tiket ke Jakarta Kereta Api Fajar Utama Jurusan Pasar Senen Jakarta Resmi ditangan, dan ku kabarkan pada teman-teman yang akan berangkat.

Kuputuskan pulang lewat jalur biasa, ternyata banjir juga terjadi di depan Kantor POS Besar Johar. ya memang banjir di Semarang setiap musim hujan terutama di wilayah Johar selalu saja terjadi, tapi setelah aku amati hal itu dianggap wajar karena  sudah menjadi biasa. Akhirnya setelah melewati banjir di Johar dan macet di Kalibanteng akhirnya tiba ditempat kerja lagi sekitar pukul delapan malam. Dihadang banjir malam ini menyisakan sensasi sedniri buatku...Semarang banjir.....sudah biasa...

Post a Comment