Stop Ketawa 5 Menit

Mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) memang butuh kesabaran, butuh ketabahan, butuh pengorbanan, dan butuh segala-galanya. Karena jika tidak siap, maka bisa dipastikan akan mati gaya dihadapan murid-murid. Dan yang terpenting juga mengajar anak-anak berkebutuhan khusus harus memiliki berjuta-juta cara dan metode kreatif agar anak menjadi tertarik apa yang diajarkan guru...meskipun cara tersebut dibilang nyeleneh, aneh, wagu, dan ura ngumumi (tidak umum). 


Yang jelas mengajar di SLB harus siap mental, siap menguras tenaga, menguras pikiran, menguras emosi, menguras airmata dan juga menguras tawa...semua rasa itu ada dan menyatu...dan satu hal yang harus dilakukan adalah...semua itu harus dinikmati senikmat mungkin. Karena jika kita tidak bisa menikmati maka kita akan stress sendiri, dan bisa-bisa gak jauh beda dengan murid-murid SLB...namun yang pasti mereka adalah adalah permata yang harus diselematkan dengan cara apapun...

Hari ini, yang jelas saat aku mengajar di kelas V jurusan tuna grahita (C) pada jam 4-5 suasana dikelas luar biasa gaduh...dan memang itulah pemandangan tiap hari..dan setiap hari selasa pasti aku akan ditanya oleh murid-muridku dikelas tersebut "Pak kapan prakteknya sholat lagi' ku jawab 2 minggu lagi ya" hehehehehe padahal dua minggu lagi sudah ujian semester 1...disamping itu mereka juga sudah praktek wudhu dan sholat dua kali..tapi tetap saja kurang...

Dan hari ini kegaduhan yang dibuat murid-muridku luar biasa..maklum meskipun  di stempel sebagai kelas Jurusan Tuna Grahita (C) namun isinya macem-macem ada si "Riki" anaknya pemain kuda lumping di desanya yang suka menirukan gaya pemain kuda lumping yang sedang kerasukan sambil matanya dilebar-lebarkan. Ada si "Resa" yang suka menirukan jogednya gaya Mecael Jakson, ada si Sulis yang suaranya keras dan senang menggunakan bahasa alay kalau manggil teman-temannya dengan bahasa gaul anak muda Semarang "Hai Ndess" bahkan ketika memanggil gurunya (aku) dia bilang  "pak broow" belum lagi ada si Dini yang kurus namun sifatnya kayak pemimpin suka memerintah teman-temannya jika menolak, tangan pun maju hehehehe...ada juga si Retno anak Autis Hiperaktif yang suka ngomel sendiri selallu bercerita tentang cerita-cerita hewan kesana-kemari dan suka memaksa teman dan guru untuk mendengar ceritanya...ada juga Putri anak baru yang suka menjadi sasarab kejahilan teman-temannya berserta si Khuluk yang super pendiam..jadi fulll di kelas tersebut macem-macem karakter...


Dan hari ini meskipun pelajaran agama Islam sedang berlangsung dan aku menunggu mereka menulis materi di papan tulis, candaan dan tingkah mereka dikelas ada-ada saja..bahkan karena bercandanya dan ketawanya sudah kelewat batas, maka sedikit strategi kulakukan dengan mengancam jika tidak mau diam maka aku tidak mau mengajar agama lagi dan tidak ada prkatek wudhu dan salat lagi di masjid, akhirnya mereka berhenti tertawa..namun hanya bertahan sebentar saja karena mereka lagi2 bercanda dan tertawa lagi....ya mau diapain lagi, wong namanya juga anak SLB..hehehhehe


Akhirnya aku bilang kemeraka' "hayo diam, jangan ketawa lima menit saja" kalau berhasil nanti dilain waktu kita akan praktek wudhu dan Salat. dan akhirnya dengan masing-masing menutup mulutnya dengan kedua tangan mereka, mereka berusaha menahan tawa selama lima menit...dan setiap kali mereka mau ketawa dengan bahasa isyarat aku memperingatkan mereka...dan akhirnya setelah lima menit dan mereka lihat aku tersenyum maka pecahlah tawa mereka semakin keras...hahahahahhahaha....seisi kelas jadi ramai kayak pasar...

Dan itulah mereka...anak-anak istimewa...ada pelajaran yang sangat berharga..mereka menyukai hal-hal yang ada diluar kebiasaan..dan "stop ketawa lima menit" pun mereka anggap sebagai sesuatu yang baru, makanya besok-besok lagi mereka minta agar ketika aku mengajar nanti juga ada stop ketawa lagi...dan aku menyanggupi bahwa besok stop ketawanya bukan lima menit tapi 10 menit...ini merupakan bagian agar mereka lebih bisa disiplin dalam kelas meskipun sedikit demi sedikt...

Semoga kedepan mereka semakin pandai..dengan segala keterbatasannya...

Post a Comment