Mujahadah, Maulidan dan Tasyakuran

Hari ini merupakan hari yang sangat special, terutama bagi umat Islam karena hari ini adalah hari dimana panutan umat Islam yaitu baginda Muhammad SAW dilahirkan. Berbagai bentuk upacara seremoinial maupun berbagaia acara sosial keagamaan digelar. Di masing-masing daerah memiliki budaya sendiri, seperti di keraton Solo dan Yogyakarta ada Sekatenan dan Gerebeg Maulud, semua itu dilakukan dengan satu tujuan yaitu memperingati hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW.


Begitu juga ditempatku, di masjid dimana aku telah mengabdikan diri disana diadakan serangkain acara. Bertepatan dengan pemugaran masjid yang sudah masuk bagia penurunan Mustoko masjid, maka dipilihlah hari libur peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dengan sebelumnya dimintai tolong untuk membuatkan undangan kepada jamaah Masjid Al Ikhlas, maka kubuatkan dan ku fotocopy undagan sebanya 90 lembar. Dan alhamdulilah ada sekitar 50an jamaah yang hadir memenuhi undangan.

Meskipun acara utamanya adalah penurunan Mustoko masjid dan juga tasyakuran dengan mendatangkan 5 buah tumpeng dari sumbangan jamaah masjid Al Ikhlas, namun tidak ingin kehilangan momentum peringatan maulid nabi, maka acara juga dikemas dengan begitu kental dengan nuansa keagamaan. Acara dimulai dengan pembacaan Mujahadah Asmaul Husna yang dipimpin oleh ustadz muda sekaligus dosen yang saat ini sedang menjabat sebagai Pembantu Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang DR. H. Hasyim Muhammad, M.Ag.

Setelah selesai membaca Mujahadah Asmaul Husna secara berjamaah, acara dilanjutkan dengan pembacaan al Barzanji yang langsung dipimpin oleh Bapak Abdul Kholik, SH, MH salah satu dosen Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Semarang. Lalu acara ditutup dengan doa, oleh pembina Takmir Masjid al Ikhlas yang dipimpin oleh beliau bapak H. Syafi'i AMS, MM. Setelah acara-acara selesai kemudian ditutup oleh pembawa acara.

Setelah itu barulah acara tasyakuran berupa pemotongan tumpeng dilakasanakan oleh Ketua Takmir Masjid Al Ikhlas Bapak Drs Mukhtaruddin. Baru kemudian satu persatu jamaah merapat dan makan bersama-sama dengan lima tumpeng besar sebagai hidangan utamanya. Karena masing-masing tumpeng berasal dari orang yang berbeda-beda maka menunya pun menjadi beragam, wal hasil sana-sini dicoba hehehhee..karena jumlah jamaah yang ahdir tergolong sedikit, maka bisa ditebak makanan sisa banyak dan akhirnya dibagi-bagi kepada ibu-ibu yang berkeinginan untuk membungkus.

Acarapun selesai sekitar pukul 12 siang saat waktunya salat duhur, dan bersamaan dengan itu ada telpon masuk ternyata temen nyonya yang mau dolan ke rumah telah sampai dan akhirnya aku harus menjadi guide karena tamu yang akan datang belum pernah dolan ke rumah. Dan acara pun berganti dengan ngobrol dengan tamu di rumah.


Post a Comment