Sudah hampir sebulan ini jalan layang (Flyover) di bundaran Kalibanteng Semarang telah berfungsi. Paling tidak sudah diujicobakan dengan dilewati arus kendaraan dari arah Timur (Simpanglima) menuju ke arah Barat. Sedangkan dari arah lainnya tetap menggunakan jalur biasanya. Meskipun belum 100% rampung pengerjaannya, akan tetapi hal tersebut bukan menjadi kendala bagi pemerintah untuk membuka jalur tersebut meskipun baru satu arah untuk mnegurangi kemacetan.
Siang ini secara tidak langsung aku diajak oleh kakak untuk mengambil komputer di daerah Elisabeth sehingga melewati jalur Kalibanteng. Harus kuakui bahwa kemacetan yang biasanya terjadi di bundaran kalibanteng sama sekali tidak terlihat, mungkin hal tersebut diakibatkan karena sudah dibukanya jalan layang bagi penggunanya. Pemandangan tersebut seakan membuatku jadi senang, karena biasanya saat melintas di sana pasti macet, namun siang ini jalanan tersebut bisa dikatakan sangat lancar sekali dan tidak ada kemacetan.
Namun, jika saat ini jalur diseputar bundaran Kalibanteng tidak macet lagi maka keadaan sebaliknya terjadi di jalan seputar perempatan Krapyak, pertigaan pasar Jrakah Krapyak sampai pintu masuk Tol Krapyak bisa dipastikan macet total setiap harinya. Entah hal tersebut imbas dari adanya jalan layang Kalibanteng atau tidak, namun yang pasti kemcetan seakan-akan malah berpindah tempat dari yang semula di Kalibanteng kini berpindah tempat di Krapyak.
Oleh sebab itulah bagi pengguna jalan, dari arah Barat (Ngaliyan, Mangkang, Kendal, Jakarta) supaya tetap bersabar saat terjebak macet di seputar jalan Jrakah sampai Krapyak karena saat ini jalur tersebut selalu macet tanpa putus kecuali sudah malam. Karena hal itu pula aku amat jarang sekali untuk keluar ke tempat-tempat yang berada di pusat ibukota, karena bisa dipastikan akan terjebak macet, jikapun ada acara penting biasanya aku lewat jalur-jalur alternatif yang sepi. hehehhehe.
Semoga ke depannya Semarang akan memiliki jalan layang lagi, terutama di jalur-jalur super padat seperti di seputar Krapyak, dan Jatingaleh, karena kedua jalur tersebut merupakan jalur paling parah saat terjadi kemacetan.
Post a Comment