Semakin Merasa Bodoh

Belajar atau menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi siapa saja terutama bagi umat islam, hal itu sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah "...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…..” (Al Mujadilah:11). Selain itu juga ditegaskan dalam sebuah hadist Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi muslim laki-laki maupun perempuan (HR. Ibnu Abdil Bari). Atau dalam hadist lain disebutkan bahwa "tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampai masuk  ke liang lahat (HR. Muslim).


Oleh sebab itulah, menuntut ilmu atau dalam bahasa sederhananya adalah belajar merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh siapapun juga tak terkecuali saya pribadi sebagai seorang yang memang selalu merasa bodoh. Bagi saya pribadi, term "bodoh" disini adalah merupakan sebuah kata yang memiliki arti sebagai orang yang memang selalu kurang dalam hal ilmu. Dan itu benar-benar saya rasakan saat ini, betapa sangat sedikit sekali ilmu yang saya miliki.

Jum'at yang lalu saat mengikuti salah satu mata kuliah "Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam" yang diampu oleh Dekan Ushuludin IAIN Walisongo Semarang Dr. Nasihun Amin, M.Ag yang menjelaskan tentang sejarah sebagai salah satu objek kajian dalam sebuah pemikiran, maka terasa banget betapa saya sangat merasa kecil, dan tidak tahu apa tentang ilmu kesejarahan. Bahkan ketika terjadi diskusi panjang dengan dosen maupun teman-teman sekelas ternyata banyak sekali masukan dan pengetahuan baru yang aku peroleh dari diskusi panjang tersebut.

Bahkan ketika kelas selesai terasa banget betapa sangat menyesalnya diriku saat menyadari bahwa diskusi yang asyik tersebut yang syarat akan ilmu berakhir. Ingin sekali rasanya berdiskusi selama mungkin untuk menyelesaikan pokok masalah yang menjadi pembahasan saat itu, apalagi berhadapan dengan dosen muda yang berpikiran terbuka dan luas, tidak saklek menerima kritikan sanggahan bahkan mengakui jika pandangan teman-teman mahasiswa lainnya lebih pas dibandingkan dengan pandangan beliau.

Satu hal yang menjadi kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan saat jum'at kemarin adalah, betapa saya merasa masih sangat bodoh dan belum bisa apa-apa dan belum memiliki bekal keilmuan yang cukup, dan merasa malu jika teringat saat mengisi berbagai acara yang diselenggarakan oleh adik mahasiswa dan diminta menjadi salah satu narasumber. Namun satu hal yang bisa aku ambil manfaatnya adalah, aku jadi memiliki semangat luar biasa untuk kembali membaca dan belajar lebih giat lagi. Dan aku merasa bersyukur bisa diberi kesempatan untuk bisa kembali belajar lagi, tentunya dengan orang-orang yang sangat luar bisa sebagai dosen-dosen saya, terimakasih kuucapkan kepada orang tua yang telah memberi kesempatan kembali untuk menuntut ilmu, semoga berkah. Amien.


Post a Comment